Sampah plastik saat ini telah menjadi ancaman serius bagi perairan Indonesia. Dimana setiap tahunnya,sebanyak 8 juta metrik ton sampah plastik mencemari laut Indonesia belum lagi sampah plastik yang mencemari danau maupun sungai-sungai kecil yang ada di Indonesia.Dengan semakin banyaknya sampah plastik yang mencemari perairan Indonesia maka semakin banyak pula ikan-ikan yang mati akibat dari sampah plastik tersebut.Dimana ikan-ikan yang memakan sampah plastik tersebut akan mengalami gangguan metabolisme,iritasi sistem pencernaan,hingga menyebabkan ikan mati.
Sama halnya yang terjadi di danau Silalahi yang terletak di desa Silalahi Kec Silahisabungan Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Dulunya danau Silalahi sangat bersih tetapi dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke danau Silalahi baik hanya sekedar berkunjung saja maupun yang melakukan camping mengakibatkan sampah plastik di danau Silalahi semakin banyak yang berserakan ditepi danau.Hal tersebut terjadi karena kesadaran para wisatawan dalam menjaga kebersihan lingkungan di danau silalahi masih rendah sehingga mereka membuang sampah plastik secara sembarangan.Terlebih lagi wisatawan yang melakukan camping dimana sampah dari bungkus jajanan dan bahan makanan mereka seperti bungkus-bungkus mi instan atau makanan siap saji lainnya dibiarkan berserakan begitu saja di tepi danau Silalahi.
Melihat semakin banyaknya sampah di danau Silalahi,pemkab Dairi mengajak para wisatawan khusunya masyarakat desa Silalahi untuk turut aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan danau Silalahi lewat aksi kampanye adaptasi kebiasaan baru di Kawasan Danau Toba sebagai bagian dari Gerakan Bersih,Indah,Sehat,dan Aman (BISA).
Kampanye Gerakan BISA yang digalakkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini, digelar di Silalahi Kabupaten Dairi pada tanggal 27 – 28 November 2020. Kegiatan yang dilakukan dalam kampanye Gerakan BISA yaitu mengajak seluruh masyarakat membersihkan sampah plastik yang ada di danau Silalahi dengan mengumpulkan sampah-sampah plastik yang mengori dananu Silalahi.
Kampanye Gerakan BISA dilakukan untuk menghimbau masyarakat luas,khususnya para pelaku usaha pariwisata yaitu pedagang makanan di Silalahi,agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dengan cara menyediakan tempat sampah disekitar tempat usahanya agar setiap wisatawan yang datang dan membeli dagangannya dapat membuang sampah pada tempatnya.Untuk menyukseskan kampanye tersebut Pemkab Dairi juga mensosialisasikan Gerakan BISA kepada tokoh-tokoh adat Silalahi sehingga tokoh-tokoh adat tersebut mengajak masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan lingkungan danau Silalahi. Dengan demikian masyarakat desa Silalahi juga dapat menghibau wisatawan khususnya para wisatawan yang melakukan camping di danau Silalahi untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan danau Silalahi yaitu tidak membuang sampah secara sembarangan disekitar danau Silalahi.
Melihat sampah plastik yang sudah semakin banyak berserakan ditepi danau yang mencemari danau Silalahi,kampanye Gerakan BISA semakin gencar dilakukan dengan mengajak masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan mengajak masyarakat untuk mengumpulkan dan membersihkan smapah plastik yang berserakan di danau Silalahi.Karena sampah plastik yang mengotori danau Silalahi sangat meresahkan wisatawan yang berkunjung ke danau Silalahi,dimana wisatawan yang datang kedanau Silalahi biasanya akan berenang di danau Silalahi. Akan tetapi, aroma bau yang tidak sedap dan air yang kotor akibat dari sampah plastik yang mengotori danau mengakibatkan wisatawan enggan untuk berenang ditepi danau Silalahi.
Selain itu dampak yang diakibatkan dari sampah plastik yang mengotori dan mencemari danau Silalahi mengakibatkan air danau Silalahi menjadi kotor,keruh dan bau, sehingga banyak ikan yang mati terutama ikan-ikan kecil yang berada di tepi danau Silalahi. Sehingga tidak heran jika wisatawan yang berenang akan melihat banyak ikan yang mati mengapung di danau Silalahi saat berenang.
Dengan melihat kerusakan ekosistem lingkungan danau Silalahi sampai kapan kita akan dijajah oleh rasa malas dan rasa tidak peduli akan kebersihan lingkungan kita?Akankah kita tetap berada pada posisi jalan ditempat dengan tidak ingin bergerak maju meningkatkan kesadaran diri dengan membuang sampah pada tempatnya? Jika kita tetap bersikap apatis,bebal dan tidak ingin mengalami perubahan maka kita adalah orang-orang yang patut disalahkan akan kerusakan lingkungan yang terjadi disekitar kita.Untuk itu mulailah perubahan dari diri kita sendiri,karena perubahan sekecil apapun itu akan berdampak positif pada lingkungan kita.