Banyaknya dampak yang diberikan oleh adanya pandemi Covid-19 juga merambat ke sektor pertanian dimana petani di desa Wengkal, Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. Dimana petani berperan sebagai produsen dan konsumen sekaligus sehingga petanilah yang terpuruk pada saat pandemi ini. Jika dilihat dari konsep produksi ialah membuat sebuah karya atau hasil yang dalam proses tersebut nanti akan berupa produk atau barang yang memiliki jual yang ditawarkan. Seperti halnya yang dilakukan oleh petani dimana memproduksi sebuah produk untuk dijual belikan ke konsumen.
Sebagai contoh petani jagung, jagung sendiri mempunyai peran yang strategis untuk perekonomian di Indonesia. Jagung merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai karbohidrat selain padi. Jagung juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pakan, industri makanan, industri biofeul dan industri lainnya. Jagung merupakan tanaman yang banyak sekali manfaatnya sehingga komoditas jagung mempunyai peran yang cukup strategis bagi perekonomin di indonesia. sehingga upaya petani dalam meningkatkan jagung semakin baik serta memberikan ketersediannya semakin meningkat. Dimana saat mulai menanam jagung petani harus membutuhkan modal yang cukup besar, sehingga petani terkadang hutang terlebih dahulu ketoko terdekat yang menyediakan berbagai kebutuhan petani dan jika sudah panen bisa dibayar tapi pastinya harganya dinaikan karena hutang berbeda jika dibayar langsung atau ces. Biasanya petani yang dihutang ialah benih, pupuk, dan obat untuk mengatasi hama.
Dengan adanya pandemi Covid-19 tak jarang membuat sejumlah petani yang berada didesa wengkal menjadi resah karena saat jagung sudah bisa dipanen mengalami penurunan harga yang drastis dimana biasanya perkilo 3500 tapi sekarang tinggal 2500 sehingga menyebabkan banyak petani yang rugi karena tidak sesuai harapan dimana jumlah panen yang berlimpah tapi minat pembeli menurun sehingga menyebabkan petani yang paling terpukul atas adanya pandemi. Karena keberhasilan petani dalam memproduksi jagung juga menentukan pendapatan usaha tani dan harga dari komoditas tersebut.
Adapun juga kendala yang dialami oleh petani dimana terjadi kelangkaan pupuk dimana sebelum adanya pandemi Covid-19 ini petani bebas membeli berapapun tetapi saat saat ini malah sebaliknya dimana sejak ditetapkan adanya kartu tani petani hanya bisa membeli ditidak lebih dari 10 pupuk sehingga hal tersebut juga menyulitkan petani.
Di masa pandemi, petani didesa Wengkal, dimasa panen petani tidak akan mampu memanen hasil panenya sendiri karena satu orang tidak hanya mengara ladang satu saja tetapi kadang juga 3 ladang yang digarap, sehingga membutuhkan orang untuk membantu jika bisanya mengerjakan orang tetapi saat saat ini tidak mampu membayar karena kerugian yang dialaminya sehingga memutuskan untuk memberi tahu kerabat-kerabatnya atau tetangganya untuk memanen jagung sehingga nantinya bisa bergantian pada saat panen tersebut. Yang mana hal ini mengurai pengeluran ditengah pandemi Covid-19 ini yang mana lumayan membantu.
Kemudian pemasaran jagung didesa Wengkal banyak pilihan untuk menyalurkan jagung tersebut yaitu bisa dengan petani dengan peternak, petani dengan pedangan kecil, dan petani dengan pedagang besar dll. kendala yang dihadapi untuk memasarkannya ialah dengan harga dimana petani ingin mahal tetapi pembeli ingin murah hal ini sering kali terjadi karena petani merasa harga yang diberikan rendah sehingga tidak sebanding yang dikeluarkan pada masa tanam, terutama adalah biaya pupuk. Sehingga masalah yang mereka rasakan hanya pada harga yang rendah itu saja.
Kemudian juga dapat dilihat dari konsep Konsumsi, konsumsi adalah bagaimana manusia dan aktor sosial dengan kebutuhan yang dimilikinya serta berhubungan dengan sesuatu bisa berupa material, barang simbolik, jasa atau pengalaman yang mana dapat memuaskan mereka. Dalam melakukan sebuah perekonomian konsumen atau konsumsi memliki peran yang cukup penting dikarena bahwa konsumsi merupakan bagian yang paling akhir dari sebuah proses perekonomian yang mana sudah melewati produksi, distribusi dan yang terakhir ini adalah konsumsi. Dalam fenomena konsumsi terdapat masyarakat konsumsi, budaya dan komsumsi
Seperti di sektor pertanian ini dimana semakin meningkat banyaknya permintaan terhadap jagung sehingga upaya untuk memberikan ketersedian tersebut harus memiliki jumlah produksi yang banyak. Namun pada saat ini setelah adanya pandemi Covid-19 membuat tingkat konsumsi menjadi rendah dan sepinya minat pembeli, sehingga menyebabkan ekonomi petani juga menjadi rugi karena kurangnya minat daya beli dikalangan masyarakat. Dimana kegiatan eskpor juga terkendala karena adanya pandemi ini, banyak sekali yang dirugikan dalam keadaan ini.
Setelah melihat sekilas masalah yang dihadapi saat ini saat dimana petani jagung berupaya untuk memberikan ketersedian stok pagan dengan bahan jagung serta untuk menjaga ketahanan ekonomi ditengah pandemi. Berbicara soal petani ditenggah pandemi Covid-19 ini membutuhan ketersedian pangan yang cukup untuk mengatasi salah satu masalah yang sedang hadapi. Hal ini menjadi perhatian pemerintah dikarena petani menjadi salah penyelemat dibidang pangan, karena didalam kondisi saat ini membutuhkan stok yang cukup untuk dinegeri ini sendiri. Pemerintah juga berupaya untuk mendistribusikan hasil panen tersebut kekalangan masyarakat agar petani dapat bertahan dimasa pandemi Covid-19.(Novi Lestari)