Akankah lahan pertanian di Desa Pohblembem Kecamatan Badas Kabupaten Kediri berubah menjadi kawasan industrialisasi? Bisa saja. “Suatu saat nanti bisa jadi ribuan hektar lahan di desa ini bisa disulap jadi area industri,” kata seorang warga. “Kemungkinan besar pastinya akan terjadi, apalagi di era modern sekarang semua yang manusia inginkan pasti bisa terlaksana dengan mudah,” sambung warga yang tidak mau disebut namanya.
Di desa Desa Pohblembem Kecamatan Badas Kabupaten Kediri, akhir kahir ini muncul kelompok pro kontra terhadap rencana pembangunan kawasan industri di daerah tersebut. Di sisi lain ada kepentinganh industri. Namun disisi lain ada para petani yang tidak bisa menerima lahanya jadi area industri. Tapi sampai kapan para petani akan mampu bertahan.
“Para pelaku usaha yang pro pad apendirian kawasan industri menawarkan harga yang cukup tinggi dan tidak biasanya di bandingkan dengan masyarakat biasa,” kata warga. ” Namun tidak sedikit yang menolaknya dan tidak banyak yang tertarik dengan tawaran harga yang tinggi mereka lebih memilih mempertahankan kepemilikan lahan pertaniannya,” sambung Edy, petani desa yang kontra.
Seperti diketahui, di Desa Pohblembem Kecamatan Badas Kabupaten Kediri akan ada pabrik yang memproduksi kain batik cap yang kemudian dikirim ke daerah luar Jawa. “Kami sadar jika dibangun kawasan industri di desa, maka menjadi peluang pekerjaan bagi masyarakat,” kata Edy. “Selain itu banyak warga sekitar yang membuka tempat makan atau warung untuk mencari makan para pekerja, sehingga mampu menambah penghasilan sehari hari dengan berjualan. Dan dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia,” lanjutnya.
Namun harus disadari, bahwa semakin tahun lahan di Indonesia semakin berkurang atau menyempit. Sedangkan angka kelahiran semakin melonjak dan mengakibatkan pertambahan penduduk begitu cepat. Maka disinilah kita perlu bijak dalam melihat persoalan lahan pertanian untuk keberlangsungan hidup generasi di masa mendatang.