Menurut pengakuan pebisnis di Taiwan, komoditas yang banyak dicari orang di Taiwan adalah mie instan, krupuk tempe, krupuk kulit sapi dan babi, jam dari srikaya, Kara coconut milk, juga sambal pecel. Sebagian besar komoditas ini adalah banyak diproduksi di pedesaan. Paling tidak bahannya berasal dari wilayah pedesaan. Ini menunjukkan bahwa komoditas yang ada di pedesaan memiliki potensi besar untuk memenuhi permintaan ekspor ke luar negeri –setidaknya ke taiwan.
Demikian salah satu hal yang mengemuka dalam serial dialog daring bertajuk Optimalisasi Potensi Pasar dan Diaspora di taiwan untuk Ekspor Indonesia, Selasa siang, 11 Mei 2021. 200 –an peserta bergabung sampai akhir di acara yang diinisiasi oleh Sekolah Ekspor Indonesai dan Pendidikan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) itu.
Hadir sebagai narasumber adalah diantaranya adalah Didi Sumedi (Drijen PEN Kemendag), Budi Santoso (Kepala KDEI Taiwan), Benny Sutrisno (Wakil Ketua Umum KADIN), Lili Wijaya (Index Taiwan), Arif Sulistiyo (KDEI Taipei), Zaky (BNI Taiwan), Endry (BRI Taipei), Kurnia Mareza (Telin Taiwan) dan beberapa pebisnis sekaligus eksportir komoditas dari Indonesia yang tinggal di Taiwan, atau buyer komoditas Indonesia.
Menurut penjelasan Budi Santoso, di Indonesia itu banyak barang yang bisa dikomersialisasi di Taiwan. Warga Indonesia di Taiwan berjumlah 300 ribu orang. Ini menjadi pangsa pasar dan ujung tombak untuk memperkenalkan barang Indonesia kepada warga Taiwan non Indonesia.
Para pebisnis untuk mendapatkan harga terbaik biasanya membuka kantor usaha di Indonesia. Karena selain memasarkan di Taiwan, juga ke China, Eropa, atau Singapura.
Sementara itu menurut Didi Sumedi Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional saat ini di Indonesia ada sekitar 64 juta UMKM. Kemudian ada total 14.000 eksportir nasional. Dari jumlah itu 12.500 nya adalah eksportir UMKM. Proporsi yang cukup besar komponen UMKM yang menajdi eksportir. Namun faktanya kontribusi UMKM ini hanya 3-4 persen saja kepada jumlah ekspor nasional. Sehingga menurut Didi perlu ada upaya peingkatkan kualitas dan kuantitas. Khusus untuk UMKM perlu perbaikan kapasitas dan kapabilitas para UMKM ini.
Upaya yang dilakukan antara lain dengan memaksimalkan perdagangan, misalnya meningkatkan jalinan kerjasama dengan KDEI di Taiwan ini. Kemudian memperkuat daya saing dengan memperbaiki kualitas desain kemasan. Memberikan fasilitas promosi secara virtual seperti INAExport.
Pasar Taiwan ini sangat bagus, karena penduduk Taiwan sebenarnya hanya sekitar 24 juta jiwa. Namun daya belinya mencapai 25 juta US dollar. Captive market sudah ada, karena banyak warga Indonesia di sana. Namun pangsa pasar ini harus diperluas kepada warga non Indonesia.
Selain itu juga perlu memperbaiki dan mengontrol kadar bahan dalam komoditas ekspor tersebut dan memperbaiki packaging. Penting kiranya menciptakan brand dari indonesia. Dulu pernah booming produk Indonesia Mie kremes di Taiwan. Namun saat itu dikira barang itu berasal dari Korea, karena orang taiwan melihatnya di Korea.
Saat ini komoditas kopi juga mulai naik daun di Taiwan. Menurut salah satu pebisnis yang bercerita dalam acara ini, hal itu sebenarnya berawal dari kebiasaan minum teh di China daratan dan taiwan. Kemudian mereka sedikit demi sedikit beralih ke kopi. Kini animo minum kopi di Taiwan sudah cukup tinggi. Hal ini juga sudah direspons oleh eksportir Indonesia. Produk-produk kopi dari UMKM di Jawa Barat sudah ada di beberapa gerai kopi di Taiwan. Juga sarang burung walet ini juga berangkat dari tradisi orang China yang mengkonsumsi sarang walet untuk obat dan kesehatan. Sehingga permintaan sarang burung walet di taiwan juga mulai banyak saat ini.
Kemudian ada cerita sukses upaya yang dilakukan oleh Telkom Internasional (Telin) Taiwan. Awalnya Telin Taiwan hanya berjualandi bisnis tradisionalnya yaitu komunikasi. Telin membuat dan menjual kartu sim card dengan format 1 kartu untuk 2 nomor; nomor Indonesia dan nomor Taiwan. Barang ini banyak dibeli masyarakat, terutama warga Indonesia di Taiwan. Kemudian akhirnya Telin jualan macam-macam layanan financial technology seperti layanan pembayaran BPJS, zakat, jualan game, pembayaran PLN. Saat ini Telin memakai payment gateway sendiri. Ini contoh yang mungkin bisa dicontoh oleh UMKM dalam melakukan ekspansi bisnis di Taiwan.