Berada di daerah dataran rendah, masyarakat desa Ngampel, kecamatan Balong, kabupaten Ponorogo memiliki mata pencaharian utama sebagai petani.
Namun, karena tidak setiap hari ada pekerjaan di sawah, para petani ini dalam ilmu ekonomi disebut sebagai pengangguran musiman. Mereka hanya bekerja pada saat musim tanam dan panen saja.
Sembari menunggu waktu panen, masyarakat desa Ngampel mengisi kegiatan mereka dengan menganyam tas. Mereka menganyam tas dengan mengambil bahan dari produsen. Kemudian mereka akan mendapatkan upah dari karya yang dihasilkannya. Upah yang didapat sesuai dengan ukuran tas yang dianyam.
Ada tiga jenis ukuran tas yaitu mini, sedang, dan jumbo.
Kegiatan menganyam tas ini dipelopori oleh Bu Sriyanti, salah seorang warga desa Ngampel yang juga berprosesi sebagai guru. Beliau yang menyediakan bahan dan keliling mengajarkan masyarakat menganyam.
Seiring berjalannya waktu, pekerjaan menganyam tas ini semakin diminati warga. Bahkan ada yang menjadikannya sebagai pekerjaan utama, mereka biasanya merupakan ibu-ibu muda yang tidak memiliki keahlian dalam bertani.
Untuk warga yang menjadikan kegiatan ini sebagai pekerjaan sampingan, dalam sehari mereka bisa menghasilkan 3-5 tas. Sedangkan mereka yang menjadikannya sebagai pekerjaan utama bisa menghasilkan 10-20 tas dalam satu hari.
Pekerjaan menganyam tas ini kebanyakan dilakukan oleh ibu-ibu. Hanya segelintir bapak-bapak yang mau melakukannya. Hal ini dikarenakan menganyam tas memerlukan ketelatenan dan kesabaran, sedangkan kaum adam cenderung tidak memiliki sifat tersebut.