Ekspor pada dasarnya membutuhkan modal dan koneksi pasar. Platform digital membantu pelaku UKM untuk meminimalisir berbagai keterbatasan yang dihadapi UMKM dalam melakukan ekspor. Demikian salah satu trik dan resep yang mengemuka dalam acara “Dialog 500K Eksportir Baru @ marketplace” yang dilakukan secara daring 2 Juni 2021 lalu. Acara yang diselenggarakan oleh “Sekolah Ekspor” (sekolahekspor.com) itu juga beririsan tema dengan acara serupa yang diselenggarakan oleh Free Trade Agreement Center (FTA Center) Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada 9 Juni 2021.
Otoritas perdagangan Indonesia saat ini sedang menggalakkan perdagangan ekspor dengan menciptakan eksportir baru dari kalangan milenial, memperbaiki atau meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditas ekspor dan penggunaan platform digital.
Rantai proses perdagangan ekspor itu meliputi perencanaan ekspor, korespondensi dan penawaran, kemudian proses produksi, perijinan, pengiriman dan pembayaran. Sebelum rantai proses tersebut berjalan, maka sebaiknya ada pemahaman produk yang baik terlebih dahulu, yaitu terkait kualitas, kuantitas, pesaing dan regulasi yang ada.
Menurut Gustian Mahardika, S.E., M.M, yang merupakan tenaga ahli bidang akses pembiayaan dan prosedur ekspor Kementerian Perdagangan RI, proses perdagangan ekspor dimulai dari riset negara tujuan ekspor di mana kita harus melakukan riset pasar di negara tujuan ekspor tersebut, kemudian mempelajari perjanjian kerjasama dan regulasi yang ada di negara tujuan ekspor tersebut. Selanjutnya perlu menyesuaikan produk dan membuat strategi pemasaran. Selanjutnya perlu melakukan perhitungan pembiayaan ekspor. Terakhir melakukan analisa kesiapan usaha, melihat peluang dan mewaspadai ancaman terhadap kegiatan perdagangan ekspor kita.
Selanjuntya ada proses korespondensi dan penawaran. Biasanya kemudian kita menerima permohonan produk dan harga. Selanjutnya ada pencarian calon buyer, mengirimkan penawaran dan mengirimkan contoh produk. Secara paralel kemudian juga ada kegiatan produksi dan pengawasan kualitas produk serta pelabelan dan pengemasan.
Terkait perijinan ada proses pendaftaran Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan dokumen ekspor lainnya. Selanjutnya dilakukan pemesanan ruang kapal. Lalu pengiriman barang ke pelabuhan. Pemeriksaan bea dan cukai serta pemuatan barang ke kapal. Selanjutnya ada proses pengiriman barang melalui lau atau udara, barang tiba di negara tujuan ekspor (NTE), dan import clearing. Terakhir eskportir menerima pelunasan pembayaran.
Menurut presentasi Handito Joewono dari sekolahekspor.com hal yang paling penting dalam rantai proses ekspor sebenarnya adalah pada tahap perencanaan. Khususnya perencanaan pemasaran produk ekspor.
Menurut Handito, dalam merencanakan pemasaran produk ekspor secara online setidaknya ada 4 hal yang harus diketahui. Pertama kita perlu dan sebaiknya memanfaatkan media sosial dalam mempromosikan barang produk kita. Kemudian memanfaatkan website atau situs riset ekspor. Kita juga sebaiknya memanfaatkan marketplace atau bussines portal. Serta kita harus melakukan jemput bola ke calon pembeli atau importir di internet.
Saat ini marketplace lokal sudah banyak yang bisa dipakai seperti bukalapak.com, tokopedia.com, Shopee.com. Sedangkan marketplace internasional yang paling populer adalah alibaba.com. di alibaba.com, meski harus membayar sampai 24 juta rupiah, namun dengan memanfaatkan alibaba.com cukup efektif dalam mendukung kegiatan ekspor kita. Portal ini diakses oleh sekitar 5 juta orang per hari.
Belajar dari portal alibaba.com, contoh sukses eksportir adalah President Furniture yang berhasil meraup penjualan ekspor USD 345.000. Contoh lain adalah Sumber Jaya, yang melakukan ekspor gula kelapa (cooconut sugar). Berdasarkan data Alibaba Research Institute, sejak bergabung dengan alibaba.com pada tahun 2013, setiap bulannya rata-rata eksportir ini mendapatkan lebih dari 100 permintaan (inquiry).
Sekali lagi gula kelapa adalah komoditas pedesaan yang bisa diproses dan dikemas sehingga layak ekspor. Menilik dari kenyataan ini sebenarnya komoditas pedesaan memiliki kans yang sangat besar untuk berpartisipasi dalam ekspor kita. Mari petani di desa-desa seluruh Indonesia. Mari memulihkan ekonomi kita dengan menaikkan kelas produksi komoditas kita. Sehingga kesejahteraan masyarakat desa juga ikutan naik kelas.