Virus Corona (Covid-19/2019 n-CoV/Wuhan pneumonia/Novel coronavirus pneumonia) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Sebelum diganti menjadi SARS-CoV-2 oleh Intenational Committee on Taxonomy of Viruses, virus tipe ini dinamakan 2019-nCoV terlebih dahulu oleh World Health Organization (WHO). Virus ini akan menyebar ketika tetesan kecil (droplets) air liur dari orang yang terjangkit masuk ke dalam mata, hidung, dan mulut orang sehat, jadi Corona tidak menyebar lewat Udara. Gejalanya bisanya Bersin, pilek, sakit tenggorokan, Batuk, napas Pendek, Demam, Lelah, dan Diare. Kata Menteri Kesehatan dan para dokter sih gitu. Namun sayang faksin untuk virus belum ditemukan, karena virus tergolong virus baru jadi masih dalam tahap riset dan pengembangan.
Seperti yang kita ketahui, bahwa Covid-19 telah menjadi pandemic global yang hampir merebak diseluruh dunia, bukan hanya berdampak terhadap kerugian yang bersifat khusus, tetapi secara universal bahkan daya tahan kekuatan perekonomian masyarakatnya Negara secara univeral yang manjadi pokok permasalahan , karena wabah ini, cukup dahsyat menyerag intensitas keamanan manusia. Hal ini didukung oleh media dalam menginformasikan tentang Covid-19 yang semakin berkembang. Saking banyaknya media yang memberitakan tentang Covid-19, membuat masyarakat semakin cemas, panik dan takut akan wabah tersebut.
Selaian Hiruk pikuk menggeneralnya virus corona(Covid-19) dapat memberikan dampak ultimatum terhadap eksistensi masyarakat khususnya masyarakat pedalam, sebaran merabaknya covid-19 menuai resiko besar-besaran atas ketersambungan hidup masyarat sebagai makhluk sosial. Gejolak virus corona ini, berdampak besar terhadap pertumbuhan perekonomian investasi (usaha) dunia termasuk Indonesia. Sebagian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seharai-hari, bergantung pada pekerjaan sebagai jalan usaha (rutinitas) kecil-kecilan supaya bisa dapat menyambung perekonomian sebagai kebutuhan makan, minum sehari-hari. Tetapi, pasca sebaran pandemic Covid-19 ini, yang melanda seluruh pelapisan Tanah Indonesia, menjadi ancaman bagi masyarakat pedalaman, untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Yang menjadi persoalan bagaimana kondisi atau Modal sosial sebagai kekuatan menghadapi gejolak Covid-19??
Jawabanya, kondisi masyarakat pedalaman di Desa Kolo-kolo Arjasa sumenep Jawa Timur, masih bersatus Zona Hijau, tetapi demikian, sebagai tindakan antisipasi preventif akan merabaknya penularan corona, guna sebagai upaya memutus mata rantai penyebarannya, masyarakat tetap waspada dengan melalulakan langkah physical distenching ang social distanching dengan kata lain aktifitas hidup dirumah saja. Kegiatan kepasar-pasar dibatasi. Lantas bagaiaman kekuatan sosial dalam mengjadapi pendemi corona?
Kekuatan sosial dalam menghadapi Corona Masih stabil karena di desa kolo-kolo, masyarakatnya masih bisa melakukan aktivitas persawahan/pertanian bersama keluarga dan tetangga setempat. Selaian itu juga, masyarakat pedalaman desa kolo-kolo juga berada di ujung selatan mendekati pantai laut, hal demikian dapat memudahkan masyarakat menjadikan laut sebagai destinati mata pencaharian ikan laut untuk memenuhi kebutuhan. Aprisiasi pemerintah pusat seperti presiden dan gubernur melalui pemerintah Desa untuk menguatkan daya tahan perekonomian masyarakatnya di tengah-tengah merebaknya Covid -19 memberikan bantuan langsung tunai, bantuan itu sudah tersalurkan kepada masyarakat khususnya masyarakat Desa kolo-kolo.