Suluk adalah sebuah desa yang berada di kecamatan Dolopo kabupaten Madiun Jawa Timur. Letaknya yang berada di lereng barat Gunung Wilis membuat desa Suluk menjadi sejuk. Sebagian besar penduduknya bercocok tani. Biasanya mereka akan memanfaatkan lahannya dikebun untuk ditanami pohon durian,manggis,cengkih,alpukat,dan lainnya. Namun yang paling diminati dan dikenal adalah duriannya. Durian ini bukanlah jenis montong melainkan lokal. Memiliki rasa khas perpaduan manis dan pahit serta daging yang tebal lengket,sehingga banyak pengunjung dari luar daerah yang datang saat musim tiba.
“Durian Suluk memang berbeda dengan durian yang lain,” kata salah seorang penikmat suatu ketika. “Selain rasa yang nendang, dagingnya tebal membuat semakin mantab,” lanjut pengunjung yang berasal dari luar kota Jawa Timur.
Di desa Suluk memiliki ribuan pohon durian,jadi tidak heran jika saat musim tiba banyak penjual akan ditemui disepanjang jalan. Tidak semua penjual memiliki pohon atau kebun durian sendiri,biasanya mereka akan membeli dari pohonnya langsung saat lekas berbuah atau membeli per biji dari pemiliknya kemudian dijual kembali.
Pada awal panen masih banyak durian yang belum matang dengan sempurna misalnya rasanya hambar,sehingga mengalami kerugian. Pada tahun lalu saat awal terjadinya pandemi,banyak pemilik usaha durian mengalami gulung tikar karena tidak adanya pembeli. Namun berbeda dengan saat ini walaupun pandemi banyak pengunjung dari luar daerah seperti Ponorogo kota,Madiun bahkan Surabaya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Selain itu,desa ini merupakan akses jalan menuju tempat wisata Telaga Ngebel,sehingga banyak wisatawan yang singgah untuk menikmati durian.
Harga per biji berbeda-beda mulai dari 25-75 ribu. “Ini sangat membantu para petani,” kata salah seorang petani. “Potensi ini perlu dikembangkan agar menjadi sumber ekonomi warga desa untuk memenuhi kebutuhan hidup,” sambungnya.
Bagi seorang penikmat durian sejati belum afdol rasanya jika belum menyantap durian dengan rasa pahit,daging tebal serta warna kuning yang mendominasi.