Sebuah pabrik biomassa yang ada di Dusun Kedung Pring Desa Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang Jawa Timur menghasilkan butiran debu yang luar biasa. Pabrik yang mengolah serbuk kayu lalu menjadi butiran-butiran kecil ini digunakan untuk pengganti batu bara.
Sangat disayangkan pabrik ini menimbulkan debu yang beterbangan di udara sampai-sampai masuk ke pemukiman warga bahkan ada yang sampai masuk ke dalam rumah. Pabrik milik orang luar jombang ini dulunya bangunan untuk mengolah padi menjadi beras atau orang desa menyebutnya “selep”.
Pabrik ini mulai beroperasi dari akhir tahun 2019 sampai sekarang. Beroperasi setiap hari dalam satu hari penuh atau 24 jam non stop. Hampir berjalan 2 tahun namun pihak pabrik tidak memperdulikan betapa banyaknya polusi udara yang dihasilkan yang bisa menggaggu kesehatan warga sekitar pabrik.
Tahun lalu warga juga sudah melakukan protes/demo agar pihak pabrik bisa memberikan solusi yang tepat untuk menangani debunya. Alhasil sampai sekarang tidak ada jawaban dan solusi yang diberikan pihak pabrik ke warga sekitar. Warga juga telah melaporkan polusi debu ini ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang.
Dari hasil analisis yang dilakukan 24 jam menggunakan alat untuk mengukur debu hasilnya debu yang beterbangan sangat banyak. Namun lagi-lagi pihak pabrik tetap tidak berbuat apa-apa. Dulunya pihak pabrik berjanji akan membuatkan cerobong debu namun sampai sekarang tetap tidak ada.
Sangat dikhawatirkan jika warga menjemur pakaian, saat warga berada di luar rumah, debu yang terbawa angin akan menempel di baju yang dijemur, debu akan terhirup yang bisa menggangu kesehatan warga sekitar. Apalagi saat truck pembawa bahan baku yang berupa serbuk bau yang timbulkan sangat menyengat dan memiliki bau khas kayu lapis atau disini biasa disebut dengan “triplek”.
Amat sangat ditunggu solusi yang tepat untuk mengatasi polusi debu ini. Apalagi pabrik juga cukup lama beroperasi harusnya juga melakukan tindakan yang professional yang tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi dan pabriknya saja. Tapi juga harus memikirkan resiko yang terjadi di masyarakat.