Bagaimana upaya membangkitkan kembali seni budaya di desa yang mulai surut di masa pandemi seperti sekarang ini?
Di era pandemi seperti sekarang ini tantangan untuk menghidupkan seni budaya tidaklah mudah. Tantangan tidak ringan. Namun pandemi tidak mematahkan semangat warga dan seniman di Dusun Sembir, Desa Bugel, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo untuk bangkit kembali dan menampilkan kesenian dan kearifan budaya lokalnya. Tak hanya pertunjukan kesenian seperti, Tari Dolalak, Jaran Kepang, Jolat Jalit, Fragmen Ramayana dan Gamelan Cokekannya, namun juga berupaya menyuguhkan tradisi kuliner masa lalu yaitu makanan khas, serta hasil kriya batik khas setempat yang telah ada secara turun-temurun.
Sembir adalah sebuah dusun kecil di wilayah Desa Bugel, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, yang tak jauh dari Bandara Yogyakarta yang baru di Kulonprogo.
Ratusan tahun yang lalu atau bahkan sebelum itu, Dusun Sembir menjadi salah satu pusat kebudayaan, terutama budaya Jawa yang melibatkan seluruh masyarakat secara gotong royong yang diampu oleh seniman asli Sembir, diantaranya Seni Karawitan, Macapat, Kethoprak, Wayang Orang, Orkes, Keroncong, Jidhur/Dolalak, Incling, Shalawatan, Batik, dan lain sebagainya. Kegiatan budaya ini mulai memudar di awal tahun 1973. Bahkan hingga saat pandemi yang meluluhlantakkan berbagai sendi kehidupan ini, kegiatan seni budaya di Dusun Sembir semakin ‘mati suri.’
Program ‘Gumregah Dusun Sembir’ ini sebagai upaya menghidupkan kembali serta mengumpulkan kembali para seniman yang mulai vacuum agar mulai memunculkan kembali semangat berkesenian dan menularkannya kembali ke generasi berikutnya, sehingga diharapkan Dusun Sembir berjaya kembali menjadi Kampung Budaya.
Karena situasi dan kondisi saat ini yang belum kondusif untuk mengadakan even besar, Program Gumregah Dusun Sembir akan diadakan secara virtual dan akan ditayangkan secara perdana di kanal YouTube Kampung Budaya Sembir pada tanggal 9 November 2020 pukul 20.00 WIB.
Tak hanya sampai di situ, sudah ada rencana tindak lanjut setelah masa pandemi ini berlalu. Akan ada banyak kegiatan yang akan berupaya dilestarikan kembali seperti, Merti Desa dan Kupatan di awal bulan Sura, Kondangan Keroncong –sebuah event Malam Keroncong dan Campursari bekerjasama dengan Komunitas Keroncong di wilayah Kabupaten Purworejo, Karawitan dan Macapat, bagi warga Dusun Sembir dan sekitarnya, pertunjukan kesenian seperti Dolalak, Kuda Lumping/Incling, Kethoprak, Wayang Orang dan masih banyak lagi.
Saat ini pembangunan Kampung Budaya Sembir bersumber dari swadaya masyarakat dan bantuan dari beberapa pegiat budaya setempat maupun dari luar wilayah Purworejo, seperti Tlatah Waktu yang concern dengan Kelas Aksara dan Bahasa Jawanya. Dengan mengikuti Kelas Aksara Jawa secara daring ini masyarakat umum diharapkan turut berkontribusi untuk Kampung Budaya Sembir.
Ada juga Sanggar Seni Swastika yang memfasilitasi generasi muda yang mencintai budayanya untuk berkreasi dan menunjukkan potensinya.(nang)