Durian Bido merupakan durian khas kecamatan Wonosalam, kabupaten Jombang yang memiliki ukuran besar dan dagingnya tebal serta memiliki rasa yang manis dan lembut. Nama durian bido diambil dari nama burung elang jawa dimana biasanya masyarakat Wonosalam memanggilnya dengan burung bido yang selalu hinggap di pohon durian.
Jenis durian ini penting dibudidayakan karena tidak hanya memiliki keunikan saja tetapi durian ini sudah menjadi buah unggulan yang ada di kecamatan Wonosalam. Juga adanya tradisi tahunan “Kenduren duren” dimana Wonosalam memberikan durian secara gratis kepada masyarakat baik dari wonosalam sendiri maupun masyarakat dari luar dengan bentuk sedekah atas apa yang tuhan berikan berupa lingkungan alam yang subur sehingga pertanian masyarakat bisa membuahkan hasil, maka dari itu mengapa durian bido menjadi salah satu tanaman yang harus dikembangkan.
Komunitas agropolis Wonosalam merupakan komunitas yang mengembangkan agrowisata jenis tanaman buah-buahan lokal unggulan daerah Wonosalam, salah satunya adalah buah durian. Komunitas ini menggelarkan menanam seribu bibit durian bido dengan mengusung konsep berkebun berjamaah. Tujuannya agar orang-orang yang mengunjungi Wonosalam tidak hanya sekedar menikmati buah durian, tetapi juga akan mendapatkan edukasi pertanian buah durian dan mencoba menanam dilahan yang disediakan. Media kampanye yang digunakan salah satunya melalui Instagram karena banyak masyarakat yang menggunakan media sosial maka instagram menjadi media edukasi yang dipilih untuk mengajak masyarakat menanam pohon atau menjaga lingkungan sekitarnya.
Manfaat pohon durian bagi lingkungan alam sekitar yaitu pertama sebagai tempat pencegahan tanah longsor, dimana Wonosalam merupakan daerah yang rawan longsor, kedua menjaga resapan air dalam lahan yang berlereng biasanya lahan yang ditanami pohon durian ini bawah dan dinding terasiringnya ditanami rumput, ketiga sebagai pelestarian alam melalui pertanian buah durian.