Desa Prawoto kecamatan Sukolilo kabupaten Pati Jawa Tengah, melakukan Penanaman 1000 pohon yang merupakan program baru di desa Prawoto, penanaman 1000 pohon ini diselenggarakan di desa Prawoto tepatnya di hutan kawasan dukuh Domasan, program 1000 Pohon ini digagas oleh seorang warga Sukolilo bernama Bapak Triyono.
Latar belakang adanya program ini dikarenakan banjir bandang yang terjadi di sendang Soko Dono, disebabkan karena adanya penggundulan hutan di dataran tinggi yang menjadikan hutan sekitar Sukolilo tandus, sehingga saat hujan turun air tidak terserap oleh akar pohon. Akibatnya terjadilah banjir bandang. Dengan adanya bencana tersebut membuat sadar masyrakat sekitar sehingga lahirlah program 1000 Pohon ini, yang mana merupakan kegiatan berkesinambungan sebagai upaya normalisasi sungai (sendang Soko Dono) tersebut.
Penanaman 1000 pohon ini juga merupakan upaya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi alam agar dapat terus berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Kegiatan penanaman 1000 pohon merupakan kegiatan penghijauan yang sangat penting terutama untuk kawasan terbangun seperti perumahan. Penanaman pohon juga memberikan dampak lain, salah satunya adalah memberikan kenyamanan tinngal bagi masyarakat desa Prawoto.
Banyak yang berpartisipasi dalam kegiatan itu selain warga desa Prawoto ada juga siswa siswi MA Sunan Prawoto, Organisasi kepemudaan, Anshor-Banser, Himpunan Mahasiswa Prawoto Semarang (HIMPAS), IPNU-IPPNU serta banyak aktivis lingkungan lainnya.
Adapun lembaga yang berwenang menangani kehutanan ialah Perkumpulan Lembaga Masyarakat Desa dan Hutan (PLMDH) Sido Makmur yang diketuai oleh Kohler, ia menangani kawasan hutan di desa Prawoto. Panitia menanam 604 pohon, diantaranya 550 pohon mangga, dan dan 54 pohon petai.
Awalnya pohon yang akan ditanam hanya berjumlah 200 saja. Namun karena antusiasme dari aktivis-aktivis lingkungan, akhirnya jumlah ditambah menjadi 604 pohon. Penanaman tersebut berlokasi di 8 petak tanah yang luasnya 11,5 hektar, namun hanya 9,5 hektar yang terpakai untuk menanam pohon-pohon tersebut.
Pemilihan pohon mangga sengaja dipilih, hal ini sangat beralasan karena jika menanam pohon kayu keras seperti jati atau mahoni, 3 atau 4 tahun pasti sudah ditebang. Sedangkan jika menanam pohon mangga yang berbuah dan sifatnya berkelanjutan. Maka pohon- pohon tersebut juga akan bertahan dalam kurun waktu yang lebih panjang, serta lebih menguntungkan bagi si pemilik pohon karena dapat panem berkali-kali.
Selain bertujuan sebagai upaya reboisasi, kegunaan 1000 pohon ini juga memiliki maksud meningkatkan pendapatan petani hutan, melestarikan pohon-pohon sebagai tadah hujan.